Rabu, 21 Desember 2016

Menulis Catatan Kaki

Assalamualaikum wr wb
Apakabar sobat?, mimin kembali lagi yang pastinya dengan share ilmu baru lagi kali ini saya bakal share tentang teknik penulisan catatan kaki. Tentu sobat tidak asing ya?. Bahkan materi ini sudah diajarkan saat kita duduk di bangku SMP namun tidak sedikit juga yang menyepelekan pelajaran satu ini, padahal sangat penting lo sobat apalagi jika kita melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi khususnya menjadi mahasiswa pasti catatan kaki sangat di butuhkan saat kita membuat suatu makalah ataupun buku saat kita mengambil refrensi dari buku orang. Sebelumkita bahas lebih lanjut ada baiknya kita harus tau dulu nih apa yang dimaksud catatan kaki Catatan kaki (footnote) adalah teknik penulisan yang berfungsi untuk menandai identitas sumber data atau kutipan yang ditulis di bawah bodi teks. Selain itu, footnote juga dapat digunakan untuk memberikan keterangan tambahan tentang suatu subyek atau persoalan yang tidak mungkin dijelaskan dalam bodi teks namun masih sangat berkaitan dengan persoalan yang dibahas. Penjelasan seperti itu harus ditempatkan pada footnote, karena jika dituliskan dalam bodi teks akan mengganggu alur pembahasan.
Di samping catatan kaki, terdapat dua teknik penulisan lain, yaitu catatan akhir (endnote) dan catatan tengah (innote/middlenote). Pada prinsipnya catatan kaki dan catatan akhir tidak berbeda, kecuali hanya pada letaknya. Catatan kaki terletak di bagian bawah bodi teks, sedangkan catatan akhir terletak pada bagian belakang. Catatan tengah (innote) adalah catatan yang diletakkan langsung di akhir tulisan (masuk dalam bodi teks). Dibandingkan dengan catatan akhir, catatan kaki lebih praktis, sebab pembaca bisa langsung mengetahui identitas sumber yang disebutkan dalam halaman yang sama dengan kutipan. Karena itu karya ilmiah cenderung lebih banyak menggunakan model catatan kaki dibandingkan dengan dua model yang lain. Catatan kaki dipilih sebagai teknik yang diberlakukan dalam penulisan karya ilmiah di Universitas Islam Kadiri(UNISKA)
Ketentuan yang harus dipenuhi dalam menuliskan identitas sebuah buku yang dijadikan sebagai sumber rujukan adalah sebagai berikut; nama penulis harus ditulis seperti susunan nama aslinya (tidak mendahulukan nama akhir/last name) dan tidak menyebutkan gelar yang dimiliki, koma, judul buku yang ditulis dengan cetak miring, kurung buka, tempat penerbit, titik dua, nama penerbit, koma, tahun penerbitan, kurung tutup, koma, nomor halaman dan titik.
Contoh:
1Mitsuo Nakamura, The Crescent Arises over the Banyan Tree: A Study of the Muhammadiyah Movement in a CentralJavaneseTown(Yogyakarta: Gajahmada University Press, 1983), 45.
2Oemar Seno Adji, Peradilan Bebas Negara Hukum (Jakarta: Erlangga, 1985), 60.
Jika rujukan terdiri dari beberapa jilid atau juz, maka setelah tanda kurung tutup diikuti koma, juz/jilid (ditulis dengan menggunakan angka Romawi besar), titik dua, halaman, titik.
Contoh:
1al-Nawawi>, al-Majmu>’ Sharh} al-Muhadhdhab, (t.tp.: al-Maktabah al-Salafi>yah, 1950), V: 34.
3Jala>l al-Di>n al-Suyu>t}i>, al-Durr al-Mantsu>r fi> Tafsi>r al-Ma’thu>r (Beirut: Da>`r al-Ma’rifah, 1965), V: 89.
Jika catatan kaki langsung mengikuti catatan kaki sebelumnya (tidak diselingi dengan catatan kaki dari sumber lain), maka ditulis kata Ibid (ditulis tegak) atau نفس المرجع dalam bahasa Arab, diikuti titik, koma, nomor halaman dan tanda titik jika nomor halamannya berbeda dengan  kutipan sebelumnya. Jika nomor halaman sama dengan sebelumnya maka cukup ditulis Ibid diikuti tanda titik.
Contoh:
1Mitsuo Nakamura, The Crescent Arises over the Banyan Tree: A Study of the Muhammadiyah Movement in a CentralJavaneseTown (Yogyakarta: Gajahmada University Press, 1983), 45.
2Ibid., 32.
3Ibid.
Namun jika catatan kaki dari sumber yang sama tersebut diselingi dengan catatan kaki dari sumber lain, maka yang disebutkan adalah nama akhir penulis (last name), koma, beberapa kata dari judul buku, titik, koma, nomor halaman buku dan titik.
Contoh:
1Mitsuo Nakamura, The Crescent Arises over the Banyan Tree: A Study of the Muhammadiyah Movement in a CentralJavaneseTown (Yogyakarta: Gajahmada University Press, 1983), 45.
2Oemar Seno Adji, Peradilan Bebas Negara Hukum (Jakarta: Erlangga, 1985), 60.
3Montgomery Watt, Islamic Theology and Philosophy (Edinburg: Edinburg Universty Press, 1963), 67.
4Nakamura, The Crescent Arises., 46.
5Adji, Peradilan., 60.
Jika seorang penulis memiliki dua karya tulis atau lebih dan disebutkan untuk yang pertama kali secara berurutan dalam satu nomor catatan kaki, maka nama penulis tersebut diganti dengan kata idem. Titik koma ditulis untuk memisahkan antara kata idem dengan kata atau angka yang menjadi bagian dari identitas sumber sebelumnya.
Contoh:
1Howard M. Federspiel, The Persatuan Islam: Islamic Reform in Twentieth Century Indonesia (Ithaca, New York: Cornell University Modern Indonesia Project, 1970), 109; Idem, Popular Indonesia Literature of the Qur’an (Ithaca, New York: Cornell University Modern Indonesia Project, 1994), 142.
2M. Yahya Harahap, Tujuan Kompilasi Hukum Islam (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1990), 45; Idem, Kedudukan Kewenangan dan Acara Peradilan Agama (Jakarta: Pustaka Kartini, 1990), 89.
Catatan kaki untuk artikel sebuah jurnal ditulis sebagai berikut: nama penulis artikel, koma, tanda kutip buka, judul artikel (dicetak tegak), tanda kutip tutup, koma, nama jurnal (dicetak miring), nomor edisi jurnal, kurung buka, bulan (kalau ada) dan tahun penerbitan, kurung tutup, koma, nomor halaman dan titik.
Contoh:
1George Makdisi, “The HanbaliSchool and Sufisme”, Humaniora Islamica, 2 (Januari, 1974), 61.
2Wael B. Hallaq, “A Tenth-Eleventh Century Treatise on Juridical Dialectic”, Muslim World, 77 (1987), 197-228.
Catatan kaki untuk artikel yang ditulis dalam sebuah buku ditulis sebagai berikut: nama penulis artikel, koma, tanda kutip buka, judul artikel (ditulis tegak), tanda kutip tutup, koma, teks “dalam”, judul buku (dicetak miring), koma, teks “ed.” atau تحقيق, nama editor, kurung buka, tempat penerbit, titik dua, nama penerbit, koma, tahun penerbitan, kurung tutup, koma, nomor halaman dan titik. Demikian juga catatan kaki dari ensiklopedi ditulis sama dengan artikel, dengan menghilangkan kata “dalam”.
Contoh:
1Abdus Subhan, “Social and Religious Reform Movementh in the 19th Century among the Muslims”, dalam Social and Religious Movementh, ed. S. P. Sen (Calcutta: Institute of Historical Studies, 1979), 485.
1A. J. Wensinck, “Kufr”, The First Encyclopaedia of Islam, ed. M. Th. Houstma, et.al.  (Leiden: E. J. Brill, 1987), VII: 234.
Jika catatan kaki dari artikel yang sama kemudian diselingi dengan catatan kaki dari sumber lain, maka yang disebutkan adalah nama akhir penulis (last name), koma, tanda kutip buka, beberapa kata dari judul artikel, tanda kutip tutup, koma, nomor halaman buku dan titik. Demikian juga jika penulis memiliki dua karya tulis artikel atau lebih dan disebutkan untuk yang pertama kali secara berurutan dalam satu nomor catatan kaki, maka nama penulis tersebut diganti dengan kata idem.
Catatan kaki untuk karya terjemahan ditulis sebagai berikut: penulis buku asli, koma, judul (dalam bahasa terjemahan), koma, “terj”, titik, nama penerjemah, tanda kurung buka, tempat penerbit, titik dua, nama penerbit, tahun terbitan, tanda kurung tutup, koma, halaman, titik.
Contoh:
1 C. Snouck Hurgronje, Islam di Hindia Belanda, terj. S. Gunawan (Jakarta: Bhatara Aksara, 1983), 45.
Jika sebuah buku ditulis, diedit atau diterjemahkan oleh dua orang, maka dua nama tersebut harus disebutkan semua. Namun jika jumlah penulis, editor atau penterjemahnya tiga orang atau lebih, maka hanya nama penulis, editor atau penterjemah pertama yang disebutkan diikuti dengan kata “et. al.” (artinya dengan orang lain) atau والآخرونdalam bahasa Arab.
Contoh:
1Fazlur Rahman, ”Revival and Reform in Islam”, dalam The Cambridge History of Islam, ed. P.M. Holt, et. al. (Cambridge: Cambridge University Press, 1970), Vol. 2, 632-638.
1Widjaja, et. al., Hukum tentang Perlindungan Konsumen (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2000), 20.
Catatan kaki untuk tesis magister atau disertasi doktor yang tidak diterbitkan ditulis sebagai berikut: nama penulis tesis atau disertasi, koma, tanda kutip buka, judul tesis atau disertasi (ditulis tegak), tanda kutip tutup, kurung buka, kata “Tesis MA” atau “Disertasi Doktor”, koma, nama perguruan tinggi, tempat perguruan tinggi, koma, tahun penulisan tesis atau disertasi, kurung tutup, koma, nomor halaman dan titik.
Contoh:
1Bisri Afandi, ”Shaikh Ahmad Al-Shurkati: His Role in Al-Irshad Movement” (Tesis MA, McGill University, Montreal, 1976), 34.
2Nurcholish Madjid, “Ibn Taymiyya on Kalam and Falsafah: A Problem of Reason and Revelation in Islam” (Disertasi Doktor, Chicago University, Chicago, 1984), 45.
Jika unsur dalam identitas sumber data ada yang tidak jelas atau hilang, maka harus dicantumkan tanda kehilangannya, yaitu dengan menuliskan teks t.tp. (tanpa tempat penerbit) atau دون المطبع, t.p. (tanpa [nama] penerbit) atau دون الطبع, dan t.t. (tanpa [tahun] penerbitan) atau دون السنة. Jika salah satu unsur dalam identitas tersebut diragukan karena tidak ditulis dengan jelas maka diberi tanda “?” (tanda tanya).
Contoh:
1al-Nawa>wi>, al-Majmu>’ Sharh} al-Muhadhdhab, (t.tp.: al-Maktabah al-Salafiyah, 1950), V: 34.
2H. A R. Gibb, Modern Trends in Islam (Chicago: t.p., 1947), 67.
3M. Hatta, “Politik Sintesa,” Aliran Islam (Februari, 194?), 45.
4S.D. Gotein, Studies in Islamic History and Institutions (Leiden: E.J. Brill, t.t.), 34.
Catatan kaki untuk ayat al-Qur’an ditulis sebagai berikut:  teks “QS” (singkatan al-Qur’an Surat),  titik, nama surat, tanda kurung buka, nomor surat, tanda kurung tutup, tanda titik dua, nomor ayat dan titik.
Contoh:
1QS. al Baqarah (2): 34; Ali Imran (3):  4.
Catatan kaki untuk Hadits ditulis dengan cara menempatkan nomor catatan kaki pada akhir matan Hadits, tanpa menyebutkan periwayatnya (rawa>hu), tetapi  catatan kaki ditulis dengan menyebutkan nama penulis kitab (mukharrij, seperti al-Bukhari, Muslim, an-Nasa’i, dll.), koma,  judul kitab, kurung buka, kota penerbit, titik dua, penerbit, koma, tahun, kurung tutup, koma, jilid, titik dua, halaman, dan titik.
Contoh:
1Al-Bukha>ri>,  S}ah}i>h} al-Bukha>ri>(Beirut: Da>r al-Fikr, 1981), II: 217.
Catatan kaki untuk internet/website ditulis sebagai berikut: nama penulis artikel (jika ada), koma, judul artikel di antara dua tanda kutip, koma, nama website (cetak miring), koma, alamat website, koma, tanggal, bulan, dan tahun terbit (jika ada) dan tanggal akses.
Contoh:
1Kuntowijoyo,”Islamisasi Javaisme”, Republika on line, http://www. republika.co.id, 18 April 1998, diakses tanggal 2 Mei 1998.
2”Bila Istana Bersuasana Pesantren”, Republika on line,http://www. republika.co.id/9910/31/2934.htm, diakses tanggal 31 Oktober 1999.
Catatan kaki untuk hasil wawancara ditulis sebagai berikut: nama tokoh, koma, jabatan/kedudukan/pekerjaan, koma, tempat, koma, dan tanggal pelaksanaan wawancara.
Contoh:
1 Budi Setiono, Staf KMI Pondok Pesantren Darul Ma’rifah, Kediri, 24 September 2002.
         Catatan kaki untuk hasil observasi ditulis sebagai berikut:  teks “Observasi”, koma, lokasi atau tempat dilaksanakannya observasi, koma, tanggal pelaksanaan observasi, titik.
Contoh:
1 Observasi, di kampus STAIN Kediri, 18 Juli 2007.
Catatan kaki untuk artikel yang ditulis dalam bentuk CD-ROM, ditulis sebagai berikut: nama penulis, koma, judul artikel ditulis di antara dua tanda kutip, koma, judul CD yang ditulis miring, koma, “vol” (jika ada), kurung buka,“CD-ROM”, titik dua, judul CD, koma, “Digital”, koma, tahun, kurung tutup, koma, halaman, titik.
Contoh:.
1 Krashen, S., et. al., “Age, Rate and Eventual Attainment in Second Language Acquisition”, TESOL Quarterly, vol. 13 (CD-ROM: TESOL Quarterly, Digital, 1998), 573-82.
Catatan kaki untuk artikel yang dimuat dalam majalah atau koran ditulis sebagai berikut: nama penulis, koma, judul artikel yang ditulis di antara dua tanda kutip, koma, nama majalah atau koran ditulis miring, koma, tanggal, bulan, dan tahun (jika ada), nomor halaman dan titik. Jika nama penulis tidak ada maka catatan kaki ditulis tanpa menyebutkan nama penulis.
Contoh:
1 Gardner, H., “Do Babies Sing a Universal Song?”, Psychology Today, 70-77.
2 Suryadarma, S.C.V., “Prosesor dan Interface: Komunikasi Data”, Info Komputer, Juli 2004, 45.
3 Huda, M., “Menyiasati Krisis Listrik Musim Kering”, Jawa Pos, 13 September 2005, 6.
4 “Wanita Kelas Bawah Lebih Mandiri”,Jawa Pos, 22 April 2005, 6.
Catatan kaki untuk dokumen resmi pemerintah yang diterbitkan oleh suatu penerbit tanpa penulis dan lembaga, ditulis sebagai berikut; judul atau nama dokumen dicetak miring, koma, kota (tempat yang menjadi ibu kota pemerintah pemilik dokumen), titik dua, penerbit, tahun terbit, dan titik.
Contoh:
1Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Armas Duta Jaya, 2004.
Catatan kaki untuk dokumen suatu lembaga dan ditulis atas nama lembaga yang bersangkutan ditulis sebagai berikut; nama lembaga, koma, judul buku yang ditulis miring, kurung buka, tempat lembaga yang menerbitkan, titik dua, nama lembaga yang menerbitkan, koma, tahun penerbitan, kurung tutup dan titik.
Contoh:
1 Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Pedoman Penulisan Laporan Penelitian (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2000).
Catatan kaki untuk makalah yang disajikan dalam seminar, workshop, diklat, atau lokakarya ditulis sebagai berikut: nama penulis, koma, judul makalah ditulis tegak di antara dua tanda kutip, titik, teks “Makalah disajikan dalam”,  forum tempat penyajian, koma, lembaga penyelenggara, koma, kota, koma, tanggal, bulan, tahun, dan titik.
Contoh:
1 Lailun Nuzul, “Penulisan Laporan Penelitian”. Makalah disajikan dalam Lokakarya Penelitian Tingkat Dasar, STAIN, Kediri, 12 Agustus 2005.
Catatan kaki untuk email pribadi ditulis sebagai berikut: nama penulis, koma, kurung buka, alamat email pengirim, kurung tutup, koma, judul ditulis tegak di antara dua tanda kutip, titik, teks “Email kepada”, nama pemilik email yang dituju, kurung buka, alamat email tujuan, kurung tutup, koma, tanggal email, dan titik.
Contoh
1 Dali S. Naga, (ikip-jkt@indo.net.id), “Artikel untuk JIP”. Email kepada Ali Syaukah (jippsi@mlg.ywcn.or.id), 1 Oktober 1997.

B.     Teknik Penulisan Daftar Pustaka/Bibliography
Daftar Pustaka atau Bibliography adalah daftar semua sumber yang dipakai sebagai rujukan dalam penulisan suatu karya ilmiah. Buku dan sumber yang tidak dijadikan sebagai rujukan tidak boleh dicantumkan dalam daftar pustaka.
Teknik penulisan sumber dalam daftar pustaka/bibliography hampir sama dengan penulisan catatan kaki, hanya ada sedikit perbedaan. Unsur-unsur yang ditulis adalah sebagai berikut:
Pertama, pengarang atau penulis sumber rujukan. Penulisannya sebagai berikut: menuliskan nama akhir (last name) dan diberi tanda koma, kemudian diikuti nama awal lengkap (first name), selanjutnya nama penulis kedua dan seterusnya (bila ada) dan diakhiri dengan titik.
Kedua, judul buku. Penulisannya sebagai berikut: judul buku dicetak miring dan diikuti dengan tanda titik.
Ketiga,nama kota tempat sumber/buku diterbitkan, nama penerbit, dan tahun penerbitan. Penulisannya sebagai berikut: nama kota, titik dua, nama penerbit, koma, tahun penerbitan, titik.
Contoh:
Hamalik, Oemar. Evaluasi Kurikulum. Bandung: Remaja Rosdakarya, 1990.
Nasution, S. Mengajar dengan Sukses.Bandung: Jemmars, 1980.
Jika seorang penulis mempunyai beberapa sumber yang dicantumkan dalam bibliography, maka nama penulisnya hanya dicantumkan pada sumber pertama saja. Sedangkan pada sumber kedua dan seterusnya nama tersebut diganti dengan tanda sambung sebanyak 9 kali (---------), kemudian diikuti dengan titik.
Contoh:
Hamalik, Oemar. Pengajaran Unit Studi Kurikulum dan Metodologi. Bandung:   Alumni, 1982.
---------, Administrasi dan Supervisi Pengembangan Kurikulum,Bandung: Mandar Maju, 1992.
---------, Kurikulum dan Pembelajaran,Jakarta: Bumi Aksara, 1999.
Jika penulisan sumber lebih dari satu baris, maka baris kedua dan seterusnya ditulis masuk 1, 2 cm dari margin kiri dengan jarak satu spasi.
Contoh:
Langgulung, Hasan. Manusia dan Pendidikan Suatu Analisis Psikologi dan Pendidikan.Jakarta: Pustaka Alhusna, 1988.
Jika sumber ditulis oleh dua orang penulis, maka nama penulis pertama ditulis dengan cara dibalik seperti di atas dan nama penulis kedua ditulis lengkap sesuai dengan nama aslinya.
Contoh:
Soetopo, Hendiyat dan Wasty Soemanto. Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum sebagai Substansi Problem Administrasi Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara, 1986.
Jika sumber ditulis oleh tiga orang penulis atau lebih, maka penulisannya dengan menyebutkan nama penulis pertama dan diikuti teks “et. al.”.
Contoh:
Slamet et. al. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS). Jakarta: Depdiknas, 2001.
Jika sumber rujukan dalam bentuk artikel, baik yang berasal dari jurnal maupun buku dan sebagainya, maka judul artikel tetap ditulis tegak di dalam tanda petik (“…”), sedangkan nama jurnal ditulis miring. Edisi serta halaman artikel harus dicantumkan dari halaman pertama sampai terakhir dan sebelumnya diberi tanda titik dua.
Contoh:
Subandijah. “Partisipasi Masyarakat dalam Pelaksanaan Muatan Lokal di Sekolah Dasar se-Jawa Tengah”. Kependidikan, (1992), XXII: 30-39.
Bruinessen, Martin van. “Pesantren dan Kitab Kuning: Pemeliharaan dan Kesinambungan Tradisi Pesantren”. Ulumul Qur’an, (1994), Vol. 4: 5-8.
Jika sumber  rujukan berupa artikel dalam koran atau majalah, maka dengan menuliskan nama penulis, titik, judul artikel ditulis tegak di antara dua tanda kutip, titik, nama majalah atau koran ditulis miring, koma, diikuti oleh tanggal, bulan dan tahun, kemudian diakhiri dengan nomor halaman.
Contoh:
Johan. “Menyiasati Krisis Listrik di Indonesia”. Jawa Pos, 12 Juli 2005, 6.
Jika sumber rujukan berupa artikel tanpa penulis, maka ditulis judul artikel di antara dua tanda kutip, titik, nama koran ditulis miring, koma, diikuti tanggal, bulan, tahun, dan halaman.
Contoh:
“Peran Wanita dalam Merebut Kemerdekaan”. Jawa Pos,  20 Agustus, 2005, 3.
Jika sumber rujukan berupa artikel dalam CD-ROM, penulisannya sama dengan rujukan yang berasal dari artikel dalam jurnal atau majalah hanya saja ditambah dengan penulisan “CD-ROM” dalam kurung.
Contoh:
Hanafi. “Partisipasi dalam Siaran Pedesaan dan Pengapdosian Inovasi”. Forum Penelitian, (CD-ROM: Forum Penelitian Digital, 2002). 34-37.
Jika sumber rujukan berupa karya terjemahan, penulisannya sebagai berikut: nama penulis asli, titik, judul terjemahan dicetak miring, titik,  teks “Terj.”, nama penerjemah, titik, tempat penerbitan, titik dua, nama penerbit terjemahan dan diakhiri dengan tahun penerbitan terjemahan.
Contoh:
Hurgronje, C. Snouck. Islam di Hindia Belanda., Terj. S. Gunawan. Jakarta: Bhatara Aksara, 1983.
Jacobs, L.C. & Razavieh, A. Pengantar Penelitian Pendidikan. Terj. Arief Furchan. Surabaya: Usaha Nasional, 1996.
Jika sumber rujukan berasal dari skripsi, tesis atau disertasi, penulisannya sebagai berikut: nama penulis, titik, judul skripsi ditulis tegak di antara dua tanda kutip, titik, teks “disertasi”, “tesis”  atau “skripsi”, diikuti teks “tidak diterbitkan”, titik, nama kota tempat perguruan tinggi, titik dua, nama fakultas dan nama perguruan tinggi, koma, tahun, dan titik.
Contoh:
Santoso, Budi. “Perkembangan Kompetensi Kewacanaan Pembelajaran Bahasa Asing diLPTK”. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Keguruan Universitas Negeri Malang, 2004.
Jika sumber rujukan berupa makalah yang disajikan dalam seminar, workshop, diklat, atau lokakarya, penulisannya sebagai berikut: nama penulis, titik, judul makalah ditulis tegak di antara dua tanda kutip, titik, teks “Makalah disajikan dalam” diikuti nama pertemuan, koma, lembaga penyelenggara, titik, tempat penyelenggaraan, koma, tanggal, bulan dan tahun penyelenggaraan.
Contoh:
Abdullah. “Penulisan Karya Ilmiah dalam Jurnal”. makalah disajikan dalam Lokakarya Penelitian Tingkat Dasar bagi Dosen STAIN Kediri, P3M STAIN Kediri. Kediri, 12 Juli 2005.
Jika sumber rujukan dari dokumen resmi pemerintah yang diterbitkan oleh suatu penerbit tanpa penulis dan tanpa lembaga, penulisannya sebagai berikut: judul atau nama dokumen ditulis di bagian awal dengan cetak miring, titik, diikuti kota penerbit, titik dua, nama penerbit, koma, tahun penerbitan, dan titik.
Contoh:
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.Semarang: Thoha Putra, 2004.
Jika sumber rujukan dari lembaga yang ditulis atas nama lembaga tersebut, penulisannya sebagai berikut: nama lembaga penanggungjawab, titik, judul karangan yang dicetak miring, titik, tempat penerbitan, titik dua, nama lembaga yang bertanggungjawab atas penerbitan karangan tersebut, koma, tahun penerbitan.
Contoh:
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Pedoman Penulisan Laporan PenelitianJakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2001.
Jika sumber rujukan berasal dari internet, penulisannya sebagai berikut: nama penulis, titik, judul ditulis tegak di antara dua tanda kutip, titik, nama jurnal (dicetak miring) dengan diberi keterangan dalam kurung (online), koma, volume, koma, nomor, koma, tahun, dan diakhiri dengan alamat sumber rujukan tersebut disertai dengan keterangan kapan diakses, di antara tanda kurung. 
Contoh:
Khumaidi. “Pengukuran Bekal Awal Belajar dan Pengembangan Tesnya”. Jurnal Ilmu Pendidikan (online), jilid 5, No.6, 2002, (http://www.malang.ac.id, diakses 20 September 2002).

Catatan:
Penulisan daftar pustaka/bibliography berurutan sesuai abjad. Apabila huruf pertama sama, maka harus dilihat huruf kedua. Bila huruf kedua sama, maka harus dilihat huruf ketiga, begitu seterusnya.
Demikian sobat share sedikit ilmu tentang teknik penulisan catatan kakinya. Mimin pamit ya. Waalaikumsalam wr.wb  Keep Smile and Matursuwun :).


0 komentar:

Posting Komentar