Assalamualaikum wr wb
Apakabar sobat?, mimin kembali lagi yang pastinya dengan share ilmu baru lagi kali ini saya bakal
share tentang teknik penulisan
catatan kaki. Tentu sobat tidak asing ya?. Bahkan materi ini sudah diajarkan
saat kita duduk di bangku SMP namun tidak sedikit juga yang menyepelekan
pelajaran satu ini, padahal sangat penting lo sobat apalagi jika kita
melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi khususnya menjadi mahasiswa pasti
catatan kaki sangat di butuhkan saat kita membuat suatu makalah ataupun buku
saat kita mengambil refrensi dari buku orang. Sebelumkita bahas lebih lanjut
ada baiknya kita harus tau dulu nih apa yang dimaksud catatan kaki Catatan kaki
(footnote) adalah teknik penulisan
yang berfungsi untuk menandai identitas sumber data atau kutipan yang ditulis
di bawah bodi teks. Selain itu, footnote
juga dapat digunakan untuk memberikan keterangan tambahan tentang suatu subyek
atau persoalan yang tidak mungkin dijelaskan dalam bodi teks namun masih sangat
berkaitan dengan persoalan yang dibahas. Penjelasan seperti itu harus
ditempatkan pada footnote, karena
jika dituliskan dalam bodi teks akan mengganggu alur pembahasan.
Di samping catatan kaki, terdapat dua teknik penulisan
lain, yaitu catatan akhir (endnote) dan catatan tengah (innote/middlenote).
Pada prinsipnya catatan kaki dan catatan akhir tidak berbeda, kecuali hanya
pada letaknya. Catatan kaki terletak di bagian bawah bodi teks, sedangkan
catatan akhir terletak pada bagian belakang. Catatan tengah (innote) adalah catatan yang diletakkan
langsung di akhir tulisan (masuk dalam bodi teks). Dibandingkan dengan catatan
akhir, catatan kaki lebih praktis, sebab pembaca bisa langsung mengetahui
identitas sumber yang disebutkan dalam halaman yang sama dengan kutipan. Karena
itu karya ilmiah cenderung lebih banyak menggunakan model catatan kaki dibandingkan
dengan dua model yang lain. Catatan kaki dipilih sebagai teknik yang
diberlakukan dalam penulisan karya ilmiah di Universitas Islam Kadiri(UNISKA)
Ketentuan yang harus dipenuhi dalam menuliskan
identitas sebuah buku yang dijadikan sebagai sumber rujukan adalah sebagai
berikut; nama penulis harus ditulis seperti susunan nama aslinya (tidak
mendahulukan nama akhir/last name) dan tidak menyebutkan gelar yang dimiliki,
koma, judul buku yang ditulis dengan cetak miring, kurung buka, tempat penerbit,
titik dua, nama penerbit, koma, tahun penerbitan, kurung tutup, koma, nomor
halaman dan titik.
Contoh:
1Mitsuo Nakamura, The Crescent Arises over the Banyan Tree: A Study of the Muhammadiyah
Movement in a Central Javanese Town (Yogyakarta:
Gajahmada University Press, 1983), 45.
2Oemar Seno Adji, Peradilan Bebas Negara Hukum (Jakarta: Erlangga, 1985), 60.
Jika rujukan terdiri dari beberapa jilid atau juz,
maka setelah tanda kurung tutup diikuti koma, juz/jilid (ditulis dengan
menggunakan angka Romawi besar), titik dua, halaman, titik.
Contoh:
1al-Nawawi>, al-Majmu>’
Sharh} al-Muhadhdhab, (t.tp.: al-Maktabah al-Salafi>yah, 1950), V: 34.
3Jala>l al-Di>n
al-Suyu>t}i>, al-Durr
al-Mantsu>r fi> Tafsi>r al-Ma’thu>r (Beirut: Da>`r
al-Ma’rifah, 1965), V: 89.
Jika catatan kaki langsung mengikuti catatan kaki
sebelumnya (tidak diselingi dengan catatan kaki dari sumber lain), maka ditulis
kata Ibid (ditulis tegak) atau نفس المرجع dalam
bahasa Arab, diikuti titik, koma, nomor halaman dan tanda titik jika nomor halamannya
berbeda dengan kutipan sebelumnya. Jika
nomor halaman sama dengan sebelumnya maka cukup ditulis Ibid diikuti tanda
titik.
Contoh:
1Mitsuo Nakamura, The Crescent Arises over the Banyan Tree: A
Study of the Muhammadiyah Movement in a Central Javanese Town (Yogyakarta: Gajahmada
University Press, 1983), 45.
2Ibid., 32.
3Ibid.
Namun jika catatan kaki dari sumber yang sama tersebut
diselingi dengan catatan kaki dari sumber lain, maka yang disebutkan adalah
nama akhir penulis (last name), koma,
beberapa kata dari judul buku, titik, koma, nomor halaman buku dan titik.
Contoh:
1Mitsuo Nakamura, The Crescent Arises over the Banyan Tree: A Study of the Muhammadiyah
Movement in a Central Javanese Town
(Yogyakarta: Gajahmada University Press, 1983), 45.
2Oemar Seno Adji, Peradilan Bebas Negara Hukum (Jakarta: Erlangga, 1985), 60.
3Montgomery Watt, Islamic Theology and Philosophy (Edinburg: Edinburg Universty
Press, 1963), 67.
4Nakamura, The
Crescent Arises., 46.
5Adji, Peradilan.,
60.
Jika seorang penulis memiliki dua karya tulis atau
lebih dan disebutkan untuk yang pertama kali secara berurutan dalam satu nomor
catatan kaki, maka nama penulis tersebut diganti dengan kata idem. Titik koma
ditulis untuk memisahkan antara kata idem dengan kata atau angka yang menjadi
bagian dari identitas sumber sebelumnya.
Contoh:
1Howard M.
Federspiel, The Persatuan Islam: Islamic
Reform in Twentieth Century Indonesia
(Ithaca, New York: Cornell University Modern Indonesia Project, 1970), 109;
Idem, Popular Indonesia Literature of the Qur’an
(Ithaca, New York: Cornell University Modern Indonesia Project, 1994), 142.
2M. Yahya Harahap,
Tujuan Kompilasi Hukum Islam
(Jakarta: Pustaka Panjimas, 1990), 45; Idem, Kedudukan Kewenangan dan Acara Peradilan Agama (Jakarta: Pustaka
Kartini, 1990), 89.
Catatan kaki untuk artikel sebuah jurnal ditulis
sebagai berikut: nama penulis artikel, koma, tanda kutip buka, judul artikel
(dicetak tegak), tanda kutip tutup, koma, nama jurnal (dicetak miring), nomor
edisi jurnal, kurung buka, bulan (kalau ada) dan tahun penerbitan, kurung
tutup, koma, nomor halaman dan titik.
Contoh:
1George Makdisi, “The Hanbali School
and Sufisme”, Humaniora Islamica, 2
(Januari, 1974), 61.
2Wael B. Hallaq, “A Tenth-Eleventh Century
Treatise on Juridical Dialectic”, Muslim
World, 77 (1987), 197-228.
Catatan kaki untuk artikel
yang ditulis dalam sebuah buku ditulis sebagai berikut: nama penulis artikel,
koma, tanda kutip buka, judul artikel (ditulis tegak), tanda kutip tutup, koma,
teks “dalam”, judul buku (dicetak miring), koma, teks “ed.” atau تحقيق, nama editor, kurung buka, tempat penerbit, titik dua, nama
penerbit, koma, tahun penerbitan, kurung tutup, koma, nomor halaman dan titik.
Demikian juga catatan kaki dari ensiklopedi ditulis sama dengan artikel, dengan
menghilangkan kata “dalam”.
Contoh:
1Abdus Subhan,
“Social and Religious Reform Movementh in the 19th Century among the
Muslims”, dalam Social and Religious
Movementh, ed. S. P. Sen
(Calcutta: Institute of Historical Studies, 1979), 485.
1A. J. Wensinck, “Kufr”,
The First Encyclopaedia of Islam, ed.
M. Th. Houstma, et.al. (Leiden: E. J.
Brill, 1987), VII: 234.
Jika catatan kaki dari artikel yang sama kemudian
diselingi dengan catatan kaki dari sumber lain, maka yang disebutkan adalah
nama akhir penulis (last name), koma,
tanda kutip buka, beberapa kata dari judul artikel, tanda kutip tutup, koma,
nomor halaman buku dan titik. Demikian juga jika penulis memiliki dua karya
tulis artikel atau lebih dan disebutkan untuk yang pertama kali secara
berurutan dalam satu nomor catatan kaki, maka nama penulis tersebut diganti
dengan kata idem.
Catatan kaki untuk karya terjemahan ditulis sebagai
berikut: penulis buku asli, koma, judul (dalam bahasa terjemahan), koma,
“terj”, titik, nama penerjemah, tanda kurung buka, tempat penerbit, titik dua,
nama penerbit, tahun terbitan, tanda kurung tutup, koma, halaman, titik.
Contoh:
1 C. Snouck Hurgronje, Islam di Hindia Belanda, terj. S. Gunawan
(Jakarta: Bhatara Aksara, 1983), 45.
Jika sebuah buku ditulis, diedit atau diterjemahkan
oleh dua orang, maka dua nama tersebut harus disebutkan semua. Namun jika
jumlah penulis, editor atau penterjemahnya tiga orang atau lebih, maka hanya
nama penulis, editor atau penterjemah pertama yang disebutkan diikuti dengan
kata “et. al.” (artinya dengan orang lain) atau والآخرونdalam bahasa Arab.
Contoh:
1Fazlur Rahman,
”Revival and Reform in Islam”, dalam The
Cambridge History of Islam, ed. P.M. Holt, et. al. (Cambridge: Cambridge
University Press, 1970), Vol. 2, 632-638.
1Widjaja, et. al., Hukum tentang
Perlindungan Konsumen (Jakarta :
Gramedia Pustaka Utama, 2000), 20.
Catatan kaki untuk tesis magister atau disertasi
doktor yang tidak diterbitkan ditulis sebagai berikut: nama penulis tesis atau
disertasi, koma, tanda kutip buka, judul tesis atau disertasi (ditulis tegak),
tanda kutip tutup, kurung buka, kata “Tesis MA” atau “Disertasi Doktor”, koma,
nama perguruan tinggi, tempat perguruan tinggi, koma, tahun penulisan tesis
atau disertasi, kurung tutup, koma, nomor halaman dan titik.
Contoh:
1Bisri Afandi, ”Shaikh Ahmad Al-Shurkati: His Role in Al-Irshad
Movement” (Tesis MA, McGill University, Montreal, 1976), 34.
2Nurcholish Madjid, “Ibn Taymiyya on Kalam and Falsafah: A Problem of
Reason and Revelation in Islam” (Disertasi Doktor, Chicago University, Chicago,
1984), 45.
Jika unsur dalam identitas sumber data ada yang tidak
jelas atau hilang, maka harus dicantumkan tanda kehilangannya, yaitu dengan
menuliskan teks t.tp. (tanpa tempat penerbit) atau دون
المطبع, t.p. (tanpa [nama] penerbit) atau دون الطبع, dan
t.t. (tanpa [tahun] penerbitan) atau دون
السنة. Jika salah satu unsur dalam identitas
tersebut diragukan karena tidak ditulis dengan jelas maka diberi tanda “?”
(tanda tanya).
Contoh:
1al-Nawa>wi>,
al-Majmu>’ Sharh} al-Muhadhdhab, (t.tp.:
al-Maktabah al-Salafiyah, 1950),
V: 34.
2H. A R. Gibb, Modern Trends in
Islam (Chicago: t.p., 1947), 67.
3M. Hatta, “Politik Sintesa,” Aliran
Islam (Februari, 194?), 45.
4S.D. Gotein, Studies in Islamic
History and Institutions (Leiden :
E.J. Brill, t.t.), 34.
Catatan kaki untuk ayat al-Qur’an ditulis sebagai
berikut: teks “QS” (singkatan al-Qur’an Surat ), titik, nama
surat , tanda kurung buka, nomor surat , tanda kurung tutup,
tanda titik dua, nomor ayat dan titik.
Contoh:
1QS. al Baqarah (2): 34; Ali Imran (3):
4.
Catatan kaki untuk Hadits ditulis dengan cara
menempatkan nomor catatan kaki pada akhir matan Hadits, tanpa menyebutkan
periwayatnya (rawa>hu), tetapi catatan kaki ditulis dengan menyebutkan nama
penulis kitab (mukharrij, seperti al-Bukhari,
Muslim, an-Nasa’i, dll.), koma, judul
kitab, kurung buka, kota
penerbit, titik dua, penerbit, koma, tahun, kurung tutup, koma, jilid, titik
dua, halaman, dan titik.
Contoh:
1Al-Bukha>ri>, S}ah}i>h} al-Bukha>ri>(Beirut:
Da>r al-Fikr, 1981), II: 217.
Catatan kaki untuk internet/website ditulis sebagai
berikut: nama penulis artikel (jika ada), koma, judul artikel di antara dua
tanda kutip, koma, nama website (cetak miring), koma, alamat website, koma,
tanggal, bulan, dan tahun terbit (jika ada) dan tanggal akses.
Contoh:
1Kuntowijoyo,”Islamisasi Javaisme”, Republika
on line, http://www.
republika.co.id, 18 April
1998 , diakses tanggal 2 Mei 1998.
2”Bila Istana Bersuasana Pesantren”, Republika
on line,http://www.
republika.co.id/9910/31/2934.htm, diakses tanggal 31 Oktober 1999.
Catatan kaki untuk hasil wawancara ditulis sebagai
berikut: nama tokoh, koma, jabatan/kedudukan/pekerjaan, koma, tempat, koma, dan
tanggal pelaksanaan wawancara.
Contoh:
1 Budi Setiono, Staf KMI Pondok Pesantren Darul Ma’rifah, Kediri , 24 September 2002 .
Catatan
kaki untuk hasil observasi ditulis sebagai berikut: teks “Observasi”, koma, lokasi atau tempat
dilaksanakannya observasi, koma, tanggal pelaksanaan observasi, titik.
Contoh:
1 Observasi, di kampus STAIN Kediri , 18 Juli 2007.
Catatan kaki untuk artikel yang ditulis dalam bentuk
CD-ROM, ditulis sebagai berikut: nama penulis, koma, judul artikel ditulis di
antara dua tanda kutip, koma, judul CD yang ditulis miring, koma, “vol” (jika
ada), kurung buka,“CD-ROM”, titik dua, judul CD, koma, “Digital”, koma, tahun,
kurung tutup, koma, halaman, titik.
Contoh:.
1 Krashen, S., et. al., “Age, Rate and Eventual
Attainment in Second Language Acquisition”, TESOL Quarterly, vol. 13
(CD-ROM: TESOL Quarterly, Digital, 1998), 573-82.
Catatan kaki untuk artikel yang dimuat dalam majalah
atau koran ditulis sebagai berikut: nama penulis, koma, judul artikel yang
ditulis di antara dua tanda kutip, koma, nama majalah atau koran ditulis miring,
koma, tanggal, bulan, dan tahun (jika ada), nomor halaman dan titik. Jika nama
penulis tidak ada maka catatan kaki ditulis tanpa menyebutkan nama penulis.
Contoh:
1 Gardner, H., “Do Babies Sing a Universal
Song?”, Psychology Today, 70-77.
2 Suryadarma, S.C.V., “Prosesor dan Interface:
Komunikasi Data”, Info Komputer, Juli 2004, 45.
3 Huda, M., “Menyiasati Krisis Listrik Musim
Kering”, Jawa Pos, 13
September 2005 , 6.
4 “Wanita
Kelas Bawah Lebih Mandiri”,Jawa
Pos, 22 April 2005 ,
6.
Catatan kaki untuk dokumen resmi pemerintah yang
diterbitkan oleh suatu penerbit tanpa penulis dan lembaga, ditulis sebagai
berikut; judul atau nama dokumen dicetak miring, koma, kota
(tempat yang menjadi ibu kota
pemerintah pemilik dokumen), titik dua, penerbit, tahun terbit, dan titik.
Contoh:
1Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, Jakarta : Armas Duta Jaya,
2004.
Catatan kaki untuk dokumen suatu lembaga dan ditulis
atas nama lembaga yang bersangkutan ditulis sebagai berikut; nama lembaga,
koma, judul buku yang ditulis miring, kurung buka, tempat lembaga yang
menerbitkan, titik dua, nama lembaga yang menerbitkan, koma, tahun penerbitan,
kurung tutup dan titik.
Contoh:
1 Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Pedoman
Penulisan Laporan Penelitian (Jakarta :
Departemen Pendidikan Nasional, 2000).
Catatan kaki untuk makalah yang disajikan dalam
seminar, workshop, diklat, atau lokakarya ditulis sebagai berikut: nama
penulis, koma, judul makalah ditulis tegak di antara dua tanda kutip, titik,
teks “Makalah disajikan dalam”, forum
tempat penyajian, koma, lembaga penyelenggara, koma, kota, koma, tanggal,
bulan, tahun, dan titik.
Contoh:
1 Lailun Nuzul, “Penulisan Laporan Penelitian”. Makalah disajikan dalam
Lokakarya Penelitian Tingkat Dasar, STAIN, Kediri , 12 Agustus 2005.
Catatan kaki untuk email pribadi ditulis sebagai
berikut: nama penulis, koma, kurung buka, alamat email pengirim, kurung tutup,
koma, judul ditulis tegak di antara dua tanda kutip, titik, teks “Email
kepada”, nama pemilik email yang dituju, kurung buka, alamat email tujuan,
kurung tutup, koma, tanggal email, dan titik.
Contoh
1 Dali S. Naga, (ikip-jkt@indo.net.id), “Artikel untuk JIP”. Email kepada Ali Syaukah (jippsi@mlg.ywcn.or.id), 1 Oktober 1997.
B.
Teknik Penulisan Daftar Pustaka/Bibliography
Daftar Pustaka atau Bibliography adalah daftar semua
sumber yang dipakai sebagai rujukan dalam penulisan suatu karya ilmiah. Buku
dan sumber yang tidak dijadikan sebagai rujukan tidak boleh dicantumkan dalam
daftar pustaka.
Teknik penulisan sumber dalam daftar pustaka/bibliography hampir sama dengan penulisan catatan kaki, hanya ada sedikit perbedaan.
Unsur-unsur yang ditulis adalah sebagai berikut:
Pertama, pengarang
atau penulis sumber rujukan. Penulisannya sebagai berikut: menuliskan nama
akhir (last
name) dan diberi tanda koma, kemudian
diikuti nama awal lengkap (first name),
selanjutnya nama penulis kedua dan seterusnya (bila ada) dan diakhiri dengan
titik.
Kedua, judul
buku. Penulisannya sebagai berikut: judul buku dicetak miring dan diikuti
dengan tanda titik.
Ketiga,nama kota tempat sumber/buku diterbitkan, nama
penerbit, dan tahun penerbitan. Penulisannya sebagai berikut: nama kota , titik dua, nama
penerbit, koma, tahun penerbitan, titik.
Contoh:
Hamalik, Oemar. Evaluasi
Kurikulum. Bandung :
Remaja Rosdakarya, 1990.
Nasution, S. Mengajar
dengan Sukses.Bandung :
Jemmars, 1980.
Jika seorang penulis mempunyai beberapa sumber yang
dicantumkan dalam bibliography, maka
nama penulisnya hanya dicantumkan pada sumber pertama saja. Sedangkan pada
sumber kedua dan seterusnya nama tersebut diganti dengan tanda sambung sebanyak
9 kali (---------), kemudian diikuti dengan titik.
Contoh:
Hamalik, Oemar. Pengajaran Unit Studi Kurikulum dan Metodologi. Bandung : Alumni, 1982.
---------, Administrasi dan Supervisi Pengembangan Kurikulum,Bandung : Mandar Maju,
1992.
---------, Kurikulum dan Pembelajaran,Jakarta : Bumi Aksara, 1999.
Jika penulisan sumber lebih dari satu baris, maka
baris kedua dan seterusnya ditulis masuk 1, 2 cm dari margin kiri dengan jarak
satu spasi.
Contoh:
Langgulung, Hasan. Manusia dan Pendidikan Suatu Analisis Psikologi
dan Pendidikan.Jakarta :
Pustaka Alhusna, 1988.
Jika sumber ditulis oleh dua orang penulis, maka nama
penulis pertama ditulis dengan cara dibalik seperti di atas dan nama penulis
kedua ditulis lengkap sesuai dengan nama aslinya.
Contoh:
Soetopo, Hendiyat dan Wasty Soemanto. Pembinaan dan Pengembangan
Kurikulum sebagai Substansi Problem Administrasi Pendidikan. Jakarta : Bina Aksara,
1986.
Jika sumber ditulis oleh tiga orang penulis atau
lebih, maka penulisannya dengan menyebutkan nama penulis pertama dan diikuti
teks “et. al.”.
Contoh:
Slamet et. al. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS).
Jakarta :
Depdiknas, 2001.
Jika sumber rujukan dalam bentuk artikel, baik yang
berasal dari jurnal maupun buku dan sebagainya, maka judul artikel tetap
ditulis tegak di dalam tanda petik (“…”), sedangkan nama jurnal ditulis miring.
Edisi serta halaman artikel harus dicantumkan dari halaman pertama sampai
terakhir dan sebelumnya diberi tanda titik dua.
Contoh:
Subandijah. “Partisipasi Masyarakat dalam Pelaksanaan Muatan Lokal di
Sekolah Dasar se-Jawa Tengah”. Kependidikan, (1992), XXII: 30-39.
Bruinessen, Martin van. “Pesantren dan Kitab Kuning: Pemeliharaan dan
Kesinambungan Tradisi Pesantren”. Ulumul
Qur’an, (1994), Vol. 4: 5-8.
Jika sumber
rujukan berupa artikel dalam koran atau majalah, maka dengan menuliskan
nama penulis, titik, judul artikel ditulis tegak di antara dua tanda kutip,
titik, nama majalah atau koran ditulis miring, koma, diikuti oleh tanggal,
bulan dan tahun, kemudian diakhiri dengan nomor halaman.
Contoh:
Johan. “Menyiasati Krisis
Listrik di Indonesia”. Jawa Pos, 12 Juli 2005, 6.
Jika sumber rujukan berupa artikel tanpa penulis, maka
ditulis judul artikel di antara dua tanda kutip, titik, nama koran ditulis
miring, koma, diikuti tanggal, bulan, tahun, dan halaman.
Contoh:
“Peran
Wanita dalam Merebut Kemerdekaan”.
Jawa Pos,
20 Agustus, 2005, 3.
Jika sumber rujukan berupa artikel dalam CD-ROM,
penulisannya sama dengan rujukan yang berasal dari artikel dalam jurnal atau
majalah hanya saja ditambah dengan penulisan “CD-ROM” dalam kurung.
Contoh:
Hanafi. “Partisipasi dalam Siaran Pedesaan dan Pengapdosian Inovasi”. Forum
Penelitian, (CD-ROM: Forum Penelitian Digital, 2002). 34-37.
Jika sumber rujukan berupa karya terjemahan,
penulisannya sebagai berikut: nama penulis asli, titik, judul terjemahan
dicetak miring, titik, teks “Terj.”,
nama penerjemah, titik, tempat penerbitan, titik dua, nama penerbit terjemahan
dan diakhiri dengan tahun penerbitan terjemahan.
Contoh:
Hurgronje, C. Snouck. Islam di Hindia Belanda., Terj. S. Gunawan. Jakarta : Bhatara Aksara, 1983.
Jacobs, L.C. & Razavieh, A. Pengantar Penelitian Pendidikan.
Terj. Arief Furchan. Surabaya :
Usaha Nasional, 1996.
Jika sumber rujukan berasal dari skripsi, tesis atau
disertasi, penulisannya sebagai berikut: nama penulis, titik, judul skripsi
ditulis tegak di antara dua tanda kutip, titik, teks “disertasi”, “tesis” atau “skripsi”, diikuti teks “tidak
diterbitkan”, titik, nama kota tempat perguruan tinggi, titik dua, nama
fakultas dan nama perguruan tinggi, koma, tahun, dan titik.
Contoh:
Santoso, Budi. “Perkembangan
Kompetensi Kewacanaan Pembelajaran Bahasa Asing diLPTK”. Skripsi tidak
diterbitkan. Malang : Keguruan Universitas Negeri
Malang , 2004.
Jika sumber rujukan berupa makalah yang disajikan
dalam seminar, workshop, diklat, atau lokakarya, penulisannya sebagai berikut:
nama penulis, titik, judul makalah ditulis tegak di antara dua tanda kutip,
titik, teks “Makalah disajikan dalam” diikuti nama pertemuan, koma, lembaga
penyelenggara, titik, tempat penyelenggaraan, koma, tanggal, bulan dan tahun
penyelenggaraan.
Contoh:
Abdullah. “Penulisan Karya
Ilmiah dalam Jurnal”. makalah disajikan dalam Lokakarya Penelitian
Tingkat Dasar bagi Dosen STAIN Kediri , P3M STAIN
Kediri . Kediri , 12 Juli 2005.
Jika sumber rujukan dari dokumen resmi pemerintah yang
diterbitkan oleh suatu penerbit tanpa penulis dan tanpa lembaga, penulisannya
sebagai berikut: judul atau nama dokumen ditulis di bagian awal dengan cetak
miring, titik, diikuti kota
penerbit, titik dua, nama penerbit, koma, tahun penerbitan, dan titik.
Contoh:
Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.Semarang : Thoha Putra, 2004.
Jika sumber rujukan dari lembaga yang ditulis atas
nama lembaga tersebut, penulisannya sebagai berikut: nama lembaga
penanggungjawab, titik, judul karangan yang dicetak miring, titik, tempat
penerbitan, titik dua, nama lembaga yang bertanggungjawab atas penerbitan karangan
tersebut, koma, tahun penerbitan.
Contoh:
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Pedoman Penulisan Laporan
Penelitian. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional,
2001.
Jika sumber rujukan berasal dari internet,
penulisannya sebagai berikut: nama penulis, titik, judul ditulis tegak di
antara dua tanda kutip, titik, nama jurnal (dicetak miring) dengan diberi
keterangan dalam kurung (online), koma, volume, koma, nomor, koma, tahun, dan
diakhiri dengan alamat sumber rujukan tersebut disertai dengan keterangan kapan
diakses, di antara tanda kurung.
Contoh:
Khumaidi. “Pengukuran Bekal Awal Belajar dan Pengembangan Tesnya”. Jurnal Ilmu Pendidikan (online), jilid
5, No.6, 2002, (http://www.malang.ac.id, diakses 20 September 2002 ).
Catatan:
Penulisan daftar pustaka/bibliography
berurutan sesuai abjad. Apabila huruf pertama sama, maka harus dilihat
huruf kedua. Bila huruf kedua sama, maka harus dilihat huruf ketiga, begitu
seterusnya.
Demikian sobat share sedikit ilmu tentang teknik penulisan catatan kakinya. Mimin pamit ya. Waalaikumsalam wr.wb Keep
Smile and Matursuwun :).
0 komentar:
Posting Komentar